
Tangkapan Layar Youtube PSI
Penulis: Nisa Alfiani
TVRINews, Jakarta
Presiden ke-7 RI Joko Widodo menegaskan bahwa masa depan partai politik harus terbuka, transparan, dan dimiliki oleh seluruh anggotanya.
Dalam Kongres Perdana PSI di Solo, Jokowi memaparkan secara eksplisit makna dari istilah "partai super tbk"—konsep yang sebelumnya ia cetuskan dan kini diadopsi sebagai tagline resmi PSI.
"'Partai super tbk' berarti tidak ada lagi kepemilikan oleh elit atau keluarga. Kepemilikan partai ada di tangan semua anggota," ujar Jokowi di hadapan ribuan kader PSI.
Menurutnya, demokrasi internal partai perlu berevolusi dari model lama yang elitis menjadi sistem terbuka, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sejajar. Hal ini diwujudkan PSI melalui sistem e-Voting dalam pemilihan ketua umum.
"Karena suaranya dihargai, partisipasinya dihargai," kata Jokowi, menyebut penggunaan teknologi sebagai instrumen penting untuk membangun basis massa yang solid dan loyal.
Jokowi juga menyebut konsep ini sebagai bentuk revolusi politik yang harus ditiru partai-partai lain.
“Kalau model politik seperti ini kita lakukan, tidak ada lagi yang namanya politik di belakang layar. Semuanya open, semuanya transparan,” tambahnya.
Kongres ini juga menjadi momentum bersejarah bagi PSI dengan terpilihnya Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum melalui Pemilu Raya berbasis e-Voting. Putra bungsu Jokowi itu unggul dengan perolehan suara 65,28%, mengalahkan Bro Ron (22,23%) dan Agus Mulyono (12,49%).
Pemungutan suara yang berlangsung sejak 12–18 Juli 2025 menandai implementasi nyata konsep partai terbuka yang menjunjung hak politik setiap kader, tanpa intervensi elit.
Dengan pendekatan ini, PSI tidak hanya tampil sebagai partai muda, tetapi juga pionir model demokrasi modern yang berani mengubah wajah perpolitikan nasional dari dalam.
Editor: Redaktur TVRINews