
Update Sanksi Budiman Sudjatmiko, PDIP Pilih Fokus Menangkan Ganjar Sebagai Presiden
Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum memberikan hukuman yang pasti terhadap kadernya, Budiman Sudjatmiko usai menyatakan dukungannya terhadap Bakal Calon Presiden (Bacapres) usungan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto.
Bahkan, Ketua DPP PDIP Said Abdullah menyatakan bahwa sikap yang diambil oleh Budiman Sudjatmiko bukan sebuah masalah yang besar.
Ia menyebutkan fokus yang saat diambil oleh partainya adalah memenagkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden RI pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Baca juga: Bacapres Ganjar Dampingi Ibu Megawati Resmikan Patung Bung Karno Di Jogja
"Fokus kami ke Mas Ganjar sama penggodokan cawapres itu, maka di luar itu, ngga usah dipikirin. Ini persoalan fokus kami ke capres. Sudah tidak ada person to person. Person to person, ya sudah silahkan saja kita ngga ambil pusing," kata Said, Kamis, 24 Agustus 2023.
Said merasa pihaknya tidak akan ambil pusing terhadap perlakuan satu orang, termasuk Budiman Sudjatmiko.
"Masa kita kan dicapekkan, partai sebesar PDI Perjuangan satu, dua orang, atau bahkan tiga, empat orang ya kami tidak akan disibukkan oleh itu," ujar Said.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan kasus pembajakan Budiman Sudjatmiko ini berujung terhadap sanksi yang bakal diumumkan oleh Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun pada Senin, 21 Agustus 2023.
Akan tetapi, tidak ada tanda-tanda kehadiran dari Budiman Sudjatmiko maupun gerak gerik dari PDIP sampai saat ini.
"Nanti, Pak Komarudin akan mengumumkan, yang jelas partai tidak mentolerir terhadap tindakan indisipliner setiap kader partai. Partai akan mengambil suatu tindakan yang tegas. Opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan," ujar Hasto, dalam keterangan tertulis yang diterima oleh tvrinews.com, Minggu, 20 Agustus 2023 lalu.
Baca juga: KPK Tetapkan 6 Tersangka Korupsi Bansos Beras di Kemensos
Menurutnya, aksi dari Budiman Sudjatmiko adalah bentuk ketidakpercayaan diri dari kubu Prabowo dalam menyongsong Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
"Setelah mengeroyok Ganjar Pranowo, mereka masih menggunakan bujuk rayu kekuasaan mencoba bertindak tidak etis, terapkan devide et impera. Dengan melakukan politik devide et impera itu sebenarnya menunjukkan ketidakpercayaan diri dari pihak sana," kata Hasto.
Editor: Redaktur TVRINews
