
Megawati Kenang Bung Karno di 70 Tahun KAA
Penulis: Redaksi TVRINews
TVRINews, Blitar
Presiden kelima Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri hadir dalam seminar internasional bertema "Bung Karno in a Global History" di Auditorium Bung Karno, Blitar, Sabtu (1/11/2025), untuk memperingati 70 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).
Dalam kesempatan itu, Megawati tampil sebagai pembicara kunci (keynote speech) dan mengenang perjuangan sang ayah, Proklamator RI Ir. Soekarno, yang menjadi penggagas utama semangat solidaritas Asia–Afrika melawan kolonialisme dan imperialisme.
"Di tempat ini pula kita menggali pemikiran Bung Karno, tokoh pembebas bangsa Asia dan Afrika dari belenggu kolonialisme dan imperialisme," kata Megawati dalam pidatonya.
Megawati datang didampingi cucu Bung Karno, Puti Guntur Soekarno, serta Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat.
Kedatangannya disambut tepuk tangan meriah dari ratusan peserta seminar yang terdiri dari mahasiswa, masyarakat umum, dan akademisi dari 32 negara.
Para akademisi tersebut sebelumnya mengikuti konferensi internasional "Bandung at 70: Assessment and Perspective to Build The World Anew" di IPDN Sumedang, Jawa Barat, yang dipimpin oleh pakar pertahanan Connie Rahakundini Bakrie.
Dalam pidatonya, Megawati tak hanya menyoroti nilai-nilai universal Bung Karno, tetapi juga mengenang kisah pemakaman sang Proklamator di Blitar. Ia mengungkapkan bahwa pemakaman Bung Karno sempat menjadi perdebatan di masa lalu.
"Bung Karno ayah saya itu pejuang betul. Sampai akhir hayat. Hanya untuk dimakamkan saja, susahnya bukan main. Makanya kenapa beliau tidak seperti biasanya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan," tuturnya.
Megawati menjelaskan, makam di Blitar yang kini menjadi tempat peristirahatan Bung Karno awalnya merupakan pusara tentara PETA yang sempat tak terurus pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
"Alhamdulillah, tempat ini sekarang sangat populer. Banyak orang datang ke sini. Sekarang jadi aneh, Taman Makam Pahlawan bukan, tapi lebih terkenal sebagai makam Proklamator Republik Indonesia," ucapnya.
Kehadiran Megawati di Blitar tidak hanya menjadi momentum mengenang sejarah perjuangan Bung Karno, tetapi juga simbol semangat melanjutkan nilai-nilai KAA 1955 yaitu persatuan, kemandirian, dan solidaritas antarbangsa di Asia dan Afrika.
Editor: Redaktur TVRINews
