
Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi
Penulis: Nisa Alfiani
TVRINews, Jakarta
Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, menilai isu dugaan mark up proyek kereta cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) sengaja dibesar-besarkan oleh kelompok yang tidak memahami konteks besar pembangunan transportasi publik nasional.
Budi menyebut, proyek kereta cepat bukan sekadar urusan biaya dan efisiensi, melainkan bagian dari upaya besar Indonesia untuk menegaskan diri sebagai negara maju di kawasan regional.
“Yang ramai menggiring isu mark up ini kelihatannya belum mengerti arti strategis Whoosh bagi Indonesia. Transportasi publik itu bukan proyek biasa, tapi simbol kemajuan bangsa,” ujar Budi dalam keterangan yang dikutip, Kamis 30 Oktober 2025.
Menurutnya, keberadaan Whoosh telah menempatkan Indonesia selangkah lebih maju dibandingkan negara lain di Asia Tenggara. Budi menyebut, proyek ini merupakan pencapaian historis yang menunjukkan keberanian pemerintah berinovasi di bidang transportasi modern.
“Kita sekarang satu-satunya negara di ASEAN yang memiliki kereta cepat beroperasi. Itu capaian besar. Jadi jangan buru-buru menilai negatif hanya karena ada perbedaan angka atau tafsir biaya,” katanya.
Meski menolak narasi negatif, Budi menegaskan Projo tidak akan menghalangi penegak hukum jika memang ditemukan indikasi pelanggaran dalam proyek tersebut. Namun, ia meminta publik untuk tidak menutup mata terhadap manfaat sosial dan ekonomi yang dihasilkan Whoosh.
“Kalau ada indikasi pelanggaran, silakan aparat menelusuri. Kita hormati proses hukum. Tapi jangan lupakan fakta bahwa kereta cepat ini memudahkan mobilitas masyarakat dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat dan Jakarta,” ujarnya.
Budi menilai, proyek Whoosh adalah contoh nyata bagaimana pembangunan infrastruktur tidak semata mengejar keuntungan komersial, tetapi juga memberikan nilai tambah (benefit) bagi publik.
“Kita bukan hanya bicara profit. Ada manfaat besar yang dirasakan rakyat. Itulah inti dari pembangunan,” tegasnya.
Ia menutup dengan menegaskan bahwa keberadaan Whoosh menandai babak baru transformasi transportasi nasional, yang seharusnya menjadi kebanggaan bersama, bukan bahan politisasi.
“Kereta cepat ini bukti Indonesia bisa sejajar dengan negara maju. Jadi jangan dipelintir dengan isu yang justru merendahkan capaian bangsa sendiri,” pungkas Budi.
Editor: Redaktur TVRINews
