
TVRINews/Intan Kw
Penulis: Intan Kw
TVRINews, Jakarta
Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan pada masa pemerintahan Presiden ke-2 RI Soeharto, wayang menjadi salah satu media komunikasi pemerintah kepada masyarakat.
"Ketika Golkar berkuasa 30 tahun di zaman Pak Harto (Soeharto, Red) wayang ini dijadikan sebagai salah satu instrumen komunikasi antara pemerintah, Partai Politik, dengan masyarakat, dalam mensosialisasikan programnya," kata Bahlil saat membukan Pagelaran Wayang Kulit di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat, 14 November 2025.
"Inilah Partai Golkar ini mengambil dan berbagi pelajaran dari kisah ini," lanjutnya.
Oleh karenanya, lanjut Bahlil, Golkar ingin menghidupkan kembali nilai-nilai baik yang diwariskan para pendahulu, terutama yang selaras dengan budaya bangsa.
"Dan ini kita mencoba untuk mengembalikan apa yang terhadap oleh para senior-senior terdahulu untuk kemudian kita lanjutkan, kita wariskan, tradisi yang baik, penting untuk kita pelihara," ucapnya.
Bahlil juga menekankan bahwa kesenian wayang menyimpan kearifan lokal yang dapat menjadi pedoman moral bagi masyarakat, sekaligus benteng dari pengaruh budaya luar yang tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai nasional.
"Nah, mungkin dengan wayang ini, kita mencoba untuk belajar kearifan-kearifan para leluhur kita, agar jangan terlalu kita terpengaruh, dengan pola-pola budaya dari luar yang belum tentu cocok bagi peradaban di negara kita," tuturnya.
Editor: Redaktur TVRINews
